Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2015

Romantisme Mahasiswa Kampus Merah

“Aku bukanlah siapa-siapa, serpihan dongeng ini pun bukanlah apa-apa. Sekadar reuni… veteran serdadu kampus di lorong sunyi kehidupan,”. Begitu kira-kira Amran Razak memulai kalimat dalam bukunya yang berjudul Demonstran dari Lorong Kambing. Buku ini seolah membenarkan ungkapan filosofis; setialah pada peristiwa. Bagi orang awam, mungkin menganggap sebuah peristiwa adalah peristiwa, tak lebih dari itu. Namun, bagi orang sensitif, peristiwa merupakan momen yang membentuk sebuah kisah. Tanpa peristiwa dan tanpa kisah, seseorang bukanlah apa-apa dan mungkin bukan siapa-siapa. Amran Razak, si empunya peristiwa dan si pemilik kisah merupakan pribadi yang sensitif. Ia mampu mengekspresikan ingatan puluhan tahun dengan cara yang paling rinci. Sosok yang hadir di momen-momen kritikal di antara dunia kekuasaan dan dunia kampus, di antara idealisme mahasiswa Universitas Hasanuddin dan kekuasaan Orde Baru. Di sinilah pengalaman daya kritis Amran tergambar antara binal dan banal. Binal k