Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2015

Asmara yang Dipolitisir

Malam itu, seorang pria tinggi putih bernama Doi mendadak lesu. Di balik wajahnya yang (jujur) kurang menarik namun dengan perawakan kalem sontak tak berdaya. Gaya rambut yang sebelumnya mirip dengan Aliandro Syarief mendadak berubah total menjadi sedikit botak. Tak ada sepatah kata pun saat itu yang keluar dari mulutnya. Celana jeans berwarna biru tua pun terlihat lusuh. Kaos hitam bergambar mobil tua yang dipakainya agak sedikit mengeluarkan bau yang kurang sedap. Diambilah sebungkus rokok Djarum Super yang ia selipkan di kantung celana. Tanpa ada isyarat, tangan kirinya sudah memegang rokok, begitu juga tangan kanannya yang sudah memegang korek. Di hisaplah rokok itu dengan penuh tergesa-gesa. “Gue putus bro,” ujarnya dengan penuh kesal. “Hah, serius lu? Putus kenapa?” celetuk saya. Tak ada jawaban yang terlontar dari mulutnya kala itu, Suep yang sebelumnya mendengar percakapan tadi mencoba menenangkan Doi sambil berharap agar ia mau membuka diri. Sudah jadi kebisaan jika

Deadline dan Hujan di Ciputat

Tak seperti biasanya, hujan terus-menerus mengguyur bumi Ciputat sejak semalam. Suara azan subuh yang biasanya terdengar jelas kini hanya sayup-sayup, tak ada kokok ayam pagi itu. Semua telinga hanya mendengar rintikan hujan. Sesekali suara motor terdengar saat melintas di depan kosan.  Kedua teman saya pun terlihat masih terlelap. Ku buka handphone, tak satupun pesan maupun panggilan yang masuk, lima menit sudah saya terdiam di tempat tidur. Badan mulai menggigil, sadar bahwa faktor kedinginan pagi ini lantaran kipas angin yang masih menyala. Tanpa menunggu lama, ku raih tombol off pada batang penyangga kipas.  Saya pun masih terdiam, sadar jam sembilan harus berada di kantor, tubuh ini kupaksakan untuk melangkah. Seperti biasanya setiap bangun tidur, tempat yang pertama dituju adalah ruang depan. Tanpa basa-basi gorden yang menutupi jendela dibuka. Tujuannya hanya satu: memastikan motor tetap berada di parkiran. Maklum, harta yang paling berharga selama hidup di Ciputat selai