Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2015

(Takut) Pagi

Entah kenapa pasca putus dari si Mawar, saya selalu dirundung rasa takut berlebih dengan pagi. Mungkin semacam phobia atau sejenis sindrom apalah. Tiap pagi tiba saya selalu gelisah, selalu teringat masa lalu saat-saat masih menjalin hubungan dengan si Mawar. Tiap pagi saya selalu teringat dengan ucapan ‘selamat pagi’ yang dulu rutin terlontar dari mulutnya. Jika dihitung-hitung, ucapan itu hamper tiap hari. Baik di hari kerja maupun saat weekend tiba. Saking seringnya mengucapkan selamat pagi, sebelum tidur tak lupa saya meletakkan Handphone di dekat kepala. Tujuannya satu, saya ingin segera mungkin membalas ucapannya. Pernah suatu ketika, saat saya ingin mengucapkannya duluan, tiba-tiba pesan darinya sudah masuk lebih dulu. Aneh memang. Tapi inilah kebiasaan Mawar kepada saya. Kadang saya sempat berfikir, kok nggak ada bosen-bosennya. Sedahsyat itukah rasa perhatian yang ia berikan kepada saya?. Karna itulah kenapa saya merasa takut tiap pagi datang. Kebiasaan si Mawar mengu

Pagi Sayang….

Kenapa aku masih memanggil kamu dengan panggilan sayang?, karena perasaanku sampai detik ini masih memendam rasa sayang. Entah sampai kapan panggilan itu bakal hilang. Entahlah… Berat memang semua ini. Di saat hubungan ini berjalan lancar tiba-tiba mendadak tercerai-berai. Hubungan yang hampir empat bulan ini seakan sirna begitu cepat. Sedikit demi sedikit aku mencoba untuk memahami semua ini. Hingga pada akhirnya aku menemukan sebuah kesimpulan bahwa semua yang terjadi saat ini bukanlah spontanitas, tapi memang keadaan ini sudah direncanakan. Entah direncanakan Tuhan atau mungkin direncanakan oleh makhluk ciptaannya. Semalam, aku ingat betul apa yang kamu raikan tentang semua ini lewat telpon. Kurang lebih kamu bilang begini, ”Berat meninggalkan kamu Mas, apalagi aku sayang banget sama kamu,”. Sejujurnya, tak ada sedikitpun rasa senang dalam ucapanmu malam itu. Karena aku meyakini bahwa apa yang kamu bilang itu hanya sebuah retorika kosong. Retorika yang keluar dari keb

Putus

Sebut saja mawar, karena kebetulan dia suka bunga mawar. Empat bulan sudah saya menyandang status pacaran bersamanya. Satu hal yang menarik dari hubungan pacaran kita, untuk menyampaikan rasa rindu, kami saling membuat tulisan yang dikirim lewat email. Kami percaya, menulis adalah cara terbaik untuk menyampaikan isi hati. Maklum, kami tinggal di tempat yang berbeda. Saya di Ciputat, si mawar tinggal di Bandung. Dua hari yang lalu, sebuah kalimat yang mungkin haram hukumnya ketika diantara kita mengucapkannya tiba-tiba keluar. “Mas, kita putus ya? Saya sudah dilamar sama orang lain” ucapnya malam itu. *Maaf, jari ini sudah tak kuasa lagi melanjutkan ceritanya.