Memasuki hari-hari terakhir masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kelompok hak asasi Setara Institute menyoroti kegagalan dalam mempromosikan dan mempertahankan keharmonisan antara kelompok-kelompok agama di negara ini.
Berdasarkan data lembaga itu, lebih dari 200 kasus yang berkaitan dengan intoleransi agama dilaporkan setiap tahun selama beberapa tahun terakhir, dan sebagian besar dari mereka tidak pernah diproses melalui jalur hukum.
Laporan lain dari Wahid Institute, yang mempromosikan pluralisme dan Islam yang damai, melaporkan bahwa insiden tersebut telah meningkat selama 10 tahun masa bakti SBY.
Laporan tersebut menunjukkan kasus intoleransi agama pada tahun 2012 tercatat sebesar 274, naik dari 267 pada tahun 2011 Pada tahun 2010, lembaga ini mencatat 184 kasus, sedangkan 121 kasus yang tercatat pada tahun 2009.
Ini menunjukkan bahwa SBY dianggap telah gagal untuk menangani kasus-kasus yang melibatkan kelompok-kelompok minoritas, seperti serangan terhadap pengikut Ahmadiyah di Ciekusik, Banten, Februari 2011, dan juga terhadap Syiah di Sampang, Jawa Timur, pada bulan Agustus 2012.
SBY juga gagal bertindak ketika pemerintahan Jawa Barat disegel Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin di Bogor, meskipun putusan oleh Mahkamah Agung pada bulan Desember 2010 yang menyatakan bahwa izin gereja berlaku.
'World Statesmen Award' yang diterima SBY dari organisasi lintas agama di New York seakan hangus dan tak berarti. Peningkatan insiden intoleransi agama menjadi bukti bahwa SBY 'angkat tangan' dalam menyelesaika kasus-kasus intoleransi agama.
#SBY_Bapak_Intoleran
Comments
Post a Comment