Tidur pagi adalah sebaik-baiknya tidur. Kalau tidak percaya, cobalah rasakan sensasinya tidur pagi.
Meski sesekali pernah punya keinginan kuat untuk bisa tidur pada malam hari dengan segala macam cara, usaha itu benar-benar sirna begitu saja tanpa ada penyesalan sedikitpun. Ingin sekali menikmati malam dengan berbaring sambil memejamkankan mata. Tak perlu dibumbui mimpi pun tak apa. Semuanya akan tetap nikmat jika itu benar-benar terjadi.
Kata orang, ini musibah. Tapi bagiku tidur pagi adalah berkah atau mungkin anugerah. Nggak peduli kata orang soal 'tidur pagi rejekinya dipatok ayam'. Ah, itu kata orang yang menganggapnya musibah.
Sampai detik ini pun aku lupa kapan terakhir bangun pagi. Lagi-lagi ini sebuah pilihan. Aku lebih memilih untuk tidur pagi. Aku nggak peduli bahwa pagi adalah waktu untuk bekerja. Aku nggak peduli soal hasil riset tentang bahaya tidur pagi. Aku nggak peduli ucapan selamat pagi yang manis dari kekasih. Aku nggak peduli dengan agenda yang diadakan di pagi hari. Aku hanya ingin tidur pagi tidak terganggu.
Egoiskah aku? Tidak. Karena dari 24 jam sehari aku lebih memilih pagi untuk merebahkan raga. Adilkah aku? Ya. Justru aku sudah berbuat adil. Hanya waktu saja yang membedakan. Masih ada yang salah?
Ya, aku tetap saja salah dimata orang-orang yang suka bangun pagi. Dituduh pemalas atau apalah yang mendakwa tidur pagi adalah kegiatan yang tak patut ditiru. Atau mungkin dituduh sebagai kegiatan haram.
Ah, peduli amat sama mereka. Itu hanya orang-orang yang belum merasakan nikmatnya tidur pagi saja. Bagiku ini perkara cara menikmati pagi. Kalau mereka menikmati pagi dengan beraktifitas, dan aku menikmatinya dengan tidur.
Karena tidur pagi bukan sebuah persoalan yang harus diperdebatkan. Tapi sebuah upaya untuk mereka rasakan.
Comments
Post a Comment